CIPTAKAN ALAT PRODUKSI SIRUP MANGROVE, DOSEN PRODI TEKNIK INDUSTRI UNTAG SURABAYA RAIH HIBAH PENDAFTARAN PERMOHONAN PATEN HASIL KARYA

Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melalui Fakultas Teknik berhasil meraih dana Bantuan Pendaftaran Permohonan Paten dan Pemeriksaan Substantif Paten Hasil Seleksi Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Batch-I, Gelombang VII, dan Gelombang VIII oleh Kemendikbud Ristekdikti Tahun Anggaran 2022 yang diselenggarakan di Kota Tangerang dan Surabaya. Inovasi yang berhasil didaftarkan adalah mesin pemeras sirup mangrove karya Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Industri - Handy Febri Satoto, S.T., M.T. Handy mengatakan wujud pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi bidang Pengabdian mesin tersebut merupakan sinergi universitas dalam pemberdayaan produk kearifan lokal Kota Surabaya selain itu Untag Surabaya juga melakukan pengembangan sarana dan prasarana UMKM dalam peningkatan produksi. “Alat pemeras mangrove ini merupakan hasil dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diadakan oleh Kemendikbud Ristekdikti dalam pemberdayaan UMKM.

 Kami menyasar industri rumahan ‘Sirup Mangrove’ yang merupakan produk berbasis konservasi dan sudah berjalan sejak 2004,” paparnya saat wawancara pada Jumat, (28/10). Sejak dihibahkan kepada UMKM ‘Bogem’ di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut pada 2019 lalu, Handy mengaku mesin pemeras ini mendapatkan respon yang positif dari masyarakat. “Masyarakat sangat terbantu dengan adanya alat ini karena dapat meningkatkan jumlah produksi sirup mangrove yang merupakan produk kearifan lokal Surabaya, selain itu alat ini juga sangat efisien dan hemat biaya karena mudah digunakan serta tidak perlu menggunakan listrik,” ungkap Handy. Melihat besarnya manfaat tersebut, Handy mempersiapkan proses paten sederhana yang akan berlangsung selama 12 bulan melalui skema pendanaan Hibah Pendaftaran Permohonan Paten Kemendikbud Ristekdikti sebagai bentuk perlindungan terhadap alat ciptaannya. “Paten ini efeknya memberikan rasa aman, karena suatu produk inovasi akan di hilirisasi dan komersialisasi,” pungkasnya.

Handy menambahkan tidak hanya memberikan perlindungan terhadap peneliti, upaya ini juga dilakukan dalam rangka peningkatan mutu dan penilaian akreditasi Untag Surabaya. “Berdasarkan aturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dalam penerapan standar pengisian penjaminan mutu salah satu poinnya yaitu meliputi publikasi, paten, dan kekayaan intelektual,” tambah Handy. Kedepan Handy akan terus melakukan terobosan inovasi sebagai penggerak ekonomi kerakyatan sekaligus meningkatkan jaminan mutu Untag Surabaya melalui output based. “Saat ini saya telah menyiapkan beberapa alat lain untuk dipatenkan sehingga mampu meningkatkan output based jaminan mutu Untag Surabaya,” tandasnya. (am/rz)(humas_untagsby)


Untag Surabaya || Fakultas Teknik Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya